MAKALAH ALAT UKUR DIGITAL
ALAT
UKUR DIGITAL
Disusun Oleh:
Kelompok
AHMAN BERUTU 170150054
ABDUL MUFTI 170150056
FITRIANI 170150039
M. AJAY SAHPUTRA 170150047
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Alat ukur digital” pada mata kuliah Dasar Elektronika. Tak lupa
shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita kepada Nabi besar
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut – pengikutnya sampai
akhir zaman.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
guna perbaikan dimasa mendatang.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
telah diberikan dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita
dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah
SWT. Amin.
Lhokseumawe, 17 desember 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ............................ ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
a. Indentifikasi Masalah...................................... ...................................................................... 1
b. Rumusan Masalah............................................... ................................................................... 1
c. Tujuan Penulisan........................................... ......................................................................... 2
BAB II
................................................. ................................................................................. 3
PEMBAHASAN........................................... ........................................................................ 3
a. Pengertian Alat ukur................................................. ............................................................. 3
b. Jenis-jenis Alat ukur................................................ ............................................................... 4
c. kelebihan dan kekurangan alat ukur digital........................................................................... 14
BAB III
PENUTUP............................................ ................................................................................. 15
a. Kesimpulan .................................................. ......................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA.................................................. ......................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Masalah
Pengukuran adalah aktivitas
membandingkan suatu besaran yang
diukur dengan alat ukur. Pengukuran merupakan sesuatu hal yang
penting, segala sesuatu yang berbentuk
pasti ada ukurannya, baik itu panjang, tinggi,
berat, volume, ataupun dimensi dari suatu objek. Penentuan besaran
dimensi atau kapasitas, biasanya terhadapat suatu standar satuan ukur
tertentu. Pengukuran tidak hanya
terbatas pada kuantitas fisik. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka
disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut
satuan. Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama
atau tetap untuk semua orang disebut
satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak
sama untuk orang yang berlainan disebut
satuan tidak baku. Alat ukur jarak merupakan salah satu alat ukur yang
sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperlukan alat ukur yang mudah
digunakan, baik pemakaian maupun
pembacaan hasilnya. Alat ukur yang ada saat ini masih menggunakan
alat manual. Belum ada layar penampil
untuk menampilkan hasil ukurnya secara
langsung sehingga kesalahan pembacaan bisa saja terjadi. Karena dalam
Pembacaan ukuran milimeter jaraknya kecil sehingga dibutuhkan ketelitian.2 Pada
penelitian ini, peneliti merancang sebuah inovasi baru dalam pengukuran jarak dengan memanfaatkan sensor
rotary encoder. Penelitian ini diharapkan bisa menggantikan alat ukur konvensional dengan alat ukur
digital. Alat ukur ini akan
mempermudah membaca hasil pengukuran jika
dibandingkan dengan alat ukur manual, dengan mempermudah pembacaan hasil sehingga pengguna dapat langsung
melihat hasilnya pada layar.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah yang didapat dari latar belakang tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
merancang sebuah alat ukur jarak digital yang mudah dalam pembacaan nilai dan
penggunaannya.
2. Bagaimana
melakukan pengujian alat ukur jarak digital agar mudah
dalam pembacaan nilai ukur.
1.3. Batasan Masalah
Untuk
mencapai sasaran yang diinginkan dalam penelitian ini, maka
permasalahan
dibatasi sebagai berikut :
1. Jarak
maksimal yang dapat dijangkau dari alat ukur ini sejauh 3 meter, karena
disesuaikan dengan jarak maksimal dari alat ukur
konvensional pembanding.
2. Kontroler
yang digunakan adalah Arduino uno.
3. Papan
display yang digunakan adalah lcd 2x16.3
4.
Pengukuran dilakukan sekali tarikan untuk mendapatkan nilai ukur yang
tepat.
1.4. Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah yang dikaji maka penelitian ini bertujuan untuk :
·
Merancang
sebuah alat ukur jarak digital yang mudah dalam pembacaan nilai dan penggunaanya.
·
Menguji
alat ukur jarak digital agar mudah dalam pembacaan nilai ukur.
1.5. Manfaat Penulisan
Manfaat dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
·
Dihasilkan
sebuah alat ukur jarak yang nilainya
dapat ditampilkan langsung pada layar
penampil.
·
Sebagai
bahan pembelajaran, khususnya bagi mahasiswa jurusan Teknik Elektro UMS mengenai penerapan sensor rotary
encoder.
·
Menjadi
telaah penelitian selanjutnya apabila ingin mengembangkan alat dengan inovasi dan teknologi baru yang lebih
baik
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Alat Ukur Digital
Alat ukur
digital adalah alat ukur yang menunjukan besaran yang diukur dalam bentuk
angka. Dengan alat ukur digital kesalahan pembacaan dihilangkan oleh penunjukan
langsung dengan angka dari besaran yang diukur, dan titik desimal ditunjukan
pula secara langsung untuk memudahkan pengukuran.
Disamping
ini ada keuntungan-keuntungan lain seperti penggunaan signal-signal digital
untuk pencetakan(printing out) atau perekaman langsung pada pita berlubang atau
pita magnetis atau selanjutnya untuk berhubungan langsung. Komputer-komputer
alat-alat digital untuk menambah efisiensi pengolahan data.
Didalam
alat ukur digital, dikenal suatu bagian komponen yang digunakan untuk merubah
sistem analog ke digital yang dsebut dengan AD konvekter.
Alat
ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai kelebihannya, mudah
dioperaikan, dan praktis.
2. Macam-macam Alat Ukur
Digital
1. TERMOMETER DIGITAL
Suhu adalah besaran yang menyatakan
derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu
adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu
cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan
teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid.
Termometer digital memiliki beberapa jenis menurut cara
pemakaiannya, ada yang diletakakan pada telinga dan ada pula yang di letakkan
pada mulut untuk memperoleh hasil pengukurannya tetapi memiliki prinsip kerja
yang sama dengan termometer yang lainnya yaitu pemuaian.
Pada termometer digital menggunakan logam sebagai sensor
suhunya yang kemudian memuai dan pemuaiannya ini diterjemahkan oleh rangkaian
elektronik dan ditampilkan dalam bentuk angka yang langsung bisa
dibaca. Termometer digital biasanya dilengkapi dengan bunyi (misalnya bip)
yang akan memberitahukan bahwa pengukuran suhu telah selesai dilakukan.
Termometer air raksa sangat akurat dan murah harganya.
Sayangnya, bila jatuh akan langsung pecah sehingga tidak terlalu dianjurkan
penggunaannya pada bayi dan balita. Termometer digital lebih mahal harganya
tetapi relatif lebih aman penggunaannya.
1.1 CARA PENGUKURAN TERMOMETER
Cara pengukuran umumnya sama dengan cara pengukuran dengan
memakai termometer konvensional (air raksa), hanya saja Anda tidak perlu
melihat jam untuk mengetahui kapan pengukuran suhu selesai.Walau demikian,
biasakan membaca dahulu petunjuk yang disertakan oleh pabrik pembuat termometer
tersebut. Sebab mungkin saja termometer yang Anda beli memerlukan cara berbeda
untuk pemakaiannya.
1.2 PRINSIP KERJA TERMOMETER DIGITAL
Sensor yg berupa PTC atau NTC dengan tingkat sensitifitas
tinggi akan berubah nilai tahanannya jika terjadi sebuah prubahan suhu yg
mengenainya..Perubahan nilai tahanan ini linear dengan perubahan arus, sehingga
nilai arus ini bisa dikonversi ke dalam bentuk tampilan display- Sebelum
dikonversi, nilai arus ini di komparasi dengan nilai acuan dan nilai offset di
bagian komparator, fungsinya untuk menerjemahkan setiap satuan amper ke dalam
satuan volt yg akan dikonversi ke display.Kalibrasinya biasa menggunakan
kalibrator manual atau otomatis, kalibrator manual suhu yg dikenakan ke sensor
adalah suhu pemanas nyata dimulai dari 0 derajat untuk setting ofsetnya.
Kalibrasi otomatis terdiri dari suhu pemanas dan checker untuk gain dalam
rangkaian komparatornya.
Material Penyusunnya :
· sensor
PTC/ NTC
· komparator
(OP-amp dan sejenisnya)
• Analog
to Digital konverter
• dekoder
display (IC 7447 TTL misalnya)
• display
(7 segmen, LCD, monitor)
2. MULTIMETER DIGITAL
Multimeter sering digunakan dalam pengukuran besaran-besaran
listrik. Selain itu alat ini juga atau biasa disebut AVO (Ampere,Volt,
dan Ohm) meter yang artinya suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur kuat arus listrik (I) dengan satuan ampere, mengukur tegangan listrik
(V) dengan satuan volt, dan untuk mengukur besarnya tahanan
listrik dengan satuan ohm.
Multimeter digital memiliki resistansi konstan 1M (often 10
MΩ) untuk seluruh jangkah ukur tegangan DC ini lebih dari cukup untuk seluruh
rangkaian.
Pengukuran arus dan tegangan dengan multimeter
1. Pilih jangkah ukur
dengan lebih besar dari dengan pembacaan yang masih dapat dilakukan.
2. Sambungkan meter,
yakinlah sambungan pada sisi yang benar.
Multimeter sangat mudah rusak oleh perlakuan sembrono mohon
diperhatikan hal ini:
§ Selalu melepas meter sebelum memindah jangkah
ukur
§ Selalu periksa letak jangkah sebelum dihubungkan
kerangkaian
§ Jangan membiarkan pengukuran arus paling besar
resiko kerusakannya berada pada resistansi rendah.
Pengukuran resistansi dengan Digital Multimeter
1. Letakkan jangkah ukur lebih besar
dari yang ada. Perhatikan penampil menunjukan “off dari skala” (biasanya
kososng atau 1 pada sisi kiri).
2. Lebih besar dari yang ada Sentuhkan
ujung pengukur meter bersama dan periksa apakah terbaca nol, jika tidak nol,
putar saklar ‘set zero’ jika tidak coba lagi.
3. Letakkan ujung penduga ke komponen.
Jauhi sentuhan lebih dari satu sambungan pada waktu yang sama
atau anda akan dapatkan kenaikan pembacaan.
3. VOLTMETER DIGITAL
Voltmeter adalah suatu alat yang
berfungsi untuk mengukur tegangan listrik.ditambah alat multiplier akan dapat
meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat. Gaya
magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus.
Pada voltmeter digital menunjukan tegangan dapat pula untuk
mengukur tahanan meter-meter voltohm atau dapat untuk dua-duanya tegangan DC
dan DC. Metode-metode yang dipakai secara garis besar dapat dilkaukan dengan
metode perbandingan. Metode perbandingan Voltmeter berdasarkan metode ini
mempunyai suatu tegangan standar berkode yang dibandingkan oleh suatu
amplifier pembanding. Adapaun tegangan standar dapat berubah
secara otomatis sampai menyamai tegangan yang diukur kemudian tegangan standar
yang berkode ini ditunjukan secara bilangan. Metode ini memiliki beberapa sifat
sedemikian rupa sehingga perbandingan langsung antara tegangan yang diukur dan
tegangan standar menjamin ketelitian dan ketepatan pengukuran.
4. AMPEREMETER DIGITAL
Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik.
Amperemeter biasanya dipasang secara seri (berderet) dengan elemen listrik.
Dalam praktikum sumber listrik arus searah, amperemeter biasanya digunakan
untuk mengukur besarnya arus yang mengalir pada kawat penghantar.
Pada amperemeter digital sistem yang dimiliki, hampir sama
dengan sistem yang ada pada volt meter digital. Yang membedakan hanya pada
besar dan cara pengukurannya. Selain itu, isyarat yang masuk tetap diubah dari
analog ke digital. Adapun metode yang dipakai pada alat ini yaitu metode
perbandingan. Metode perbandingan, amperemeter berdasarkan metode ini mempunyai
suatu kuat arus standar berkode yang berubah-ubah, dengan mana arus yang diukur
dibandingkan oleh suatu amplifier pembanding.
5. NERACA DIGITAL
Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering diartikan sebagai
berat, tetapi dalam tinjauan fisika kedua besaran tersebut berbeda. Massa tidak
dipengaruhi gravitasi, sedangkan berat dipengaruhi oleh gravitasi. Fungsi dari
neraca elektrik maupun bukan elektrik secara umum adalah sebagai alat pengukur
massa. Kegunaan neraca ini tergantung dari skala dari neraca tersebut misal
neraca/timbangan elektrik yang ada di pasar swalayan dengan yang di
laboratorium tentu sensitivitas dan skala neracanya jauh berbeda.
a. Proses
Pengukuran
Secara umum
proses meninbang dengan neraca elektronik/digital adalah:
1. Pastikan
bahwa timbangan sudah menyala.
2. Pastikan
timbangan menunjukkan angka ”nol”( jika tidak perlu di koreksi).
3. Letakakan
benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat benda.
4. Baca
skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan timbangan tersebut.
5. Untuk
pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu 30 menit, karena hanya
dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan.
b. NST
Neraca Digital dan Ketelitiannya
Nilai satuan
terkecil dari Neraca Digital yaitu 0,01 g. Bearti Neraca Digital mampu
menimbang massa minimal 0,01 g.
6. OSILOSKOP
DIGITAL
Osiloskop
digital tidak bagus dalam hal resolusi, hal ini disebabkan proses pembagian
digitalisasi sebuah sinyal kedalam pengukuran diskrit (dipecah-pecah),
kebanyakan DSO kehilangan kemampuan resolusi yang diperoleh dalam osiloskop
analog. Namun demikian, osiloskop digital yang lebih maju telah berhasil
menggabungkan teknik pencuplikan yang pintar dan cermat dengan moda akuisisi untuk
menaikkan resolusi vertikal maupun horisontalnya. Dengan menaikkan laju
cuplikan, sebuah osiloskop digital dapat menaikkan resolusi horisontalnya
secara memadai. Osiloskop digital dapat menangkap gejala gelombang seperti
halnya pada osiloskop analog, karena dapat mencuplik sampai 400.000 gelombang
per detik. Dalam hal penyimpanan bentuk gelombang yang diukur, jelas di sini
DSO memiliki keunggulan karena ia memiliki memori.
Gambar
Osiloskop Digital
Lingkaran 1 menyatakan bahwa sumber signal :
§ Switch pada posisi CH1 artinya sumber
signal berasal dari Channel 1.
§ Switch pada posisi CH2 artinya sumber
signal berasal dari Channel 2.
§ Switch pada posisi LINE artinya
sumber signal berasal dari Line.
§ Switch pada posisi EXT artinya sumber
signal berasal dari sumber external di
luar osiloskop.
Lingkaran 2 menyatakan bahwainput Channel 1.
§ Osiloskop tersebut mempunyai 2
Channel input, yaitu Channel 1dan Channel 2.
Lingkaran 3 menyatakan bahwa Channel yang ditampilkan
pada layar yaitu :
§ Switch pada posisi CH1 artinya layar
akan menampilkan grafik di Channel 1 dari Channel 1.
§ Switch pada posisi CH2 artinya layar
akan menampilkan grafik dari Channel 2.
§ Switch pada posisi dual artinya layar akan
menampilkan grafik dari Channel 1dan Channel 2
secara bersamaan.
§ Switch pada posisi ADD artinya layar
akan menampilkan grafik dari Channel 1 di superposisi dengan Channel 2.
Lingkaran 4 menyatakan bahwa jenis signal input.
§ Switch pada posisi AC artinya
signal input berupa signal AC.
§ Switch pada posisi GND artinya
signal input berupa signal ground.
§ Switch pada posisi DC artinya
signal input berupa signal DC.
Keluaran head unit dan amplifier adalah signal AC maka untuk
menampilkan signalnya di osiloskop, switch harus diletakkan pada
posisi AC.
Lingkaran 5 menyatakan bahwa Volts/Div (besarnya Volts
perkotak pada layar osiloskop).
§ Tombol Volts/Div diputar ke kanan artinya
semakin besar Volts perkotak sehingga tampilan signal semakin kecil.
§ Tombol Volts/Div diputar ke kiri artinya
semakin kecil Volts perkotak sehingga tampilan signal semakin besar.
§ Perhatikan ada tombol kecil di tengah tombol
besar yang berfungsi sama tetapi dengan skala yang lebih kecil (fine-tuning).
Tombol Volts/Div harus diatur sedemikian rupa
sehingga seluruh bagian dari signal tampak pada layar.
Lingkaran 6 menyatakan bahwa Vertikal Position
(posisi secara vertikal).
§ Apabila tombol Vertikal Position diputar ke
kanan maka tampilan signal bergerak ke atas.
§ Apabila tombol Vertical Position diputar kekiri
maka tampilan signal bergerak ke bawah.
Tombol Vertikal Position harus diatur sedemikian rupa
sehingga posisi signal berada tepat di tengah layar.
Lingkaran 7 menyatakan bahwa Horizontal
Position (posisi secara horizontal).
§ Apabila tombol Horizontal Position diputar ke
kanan maka tampilan signal bergerak ke kanan.
§ Apabila tombol Horizontal Position diputar ke
kiri maka tampilan signal bergerak ke kiri.
Lingkaran 8 menyatakan bahwa Time/Div (waktu
per kotak pada layar osiloskop).
§ Time/Div merupakan kebalikan dari
frekuensi.
§ Satuan Time/Div adalah second atau
milisecond (ms).
§ Satuan frekuensi adalah Hz atau 1/second.
§ Tombol Time/Div diatur sesuai dengan frekuensi
signal input.
Cara Mengoperasikan Osiloskop
Untuk mengoperasikan osiloskop
perlu memperhatikan langkah-langkah berikut :
§ Untuk keamanan, memperhatikan
tegangan AC apakah sudah cocok dengan tegangan AC pada
jala-jala.
§ Mengetahui bahwa objek yang akan
diukur tidak melebihi kapasitas ukur, misalkan untuk lebih aman menggeser
posisi switch dari Volt/div pada posisi tertinggi yaitu 20 Volt/div dan untuk
sweep Time/div cukup pada posisi mS.
Menentukan Kalibrasi pada Osiloskop
v Switch Volt/div ditetapkan pada posisi 1
V/div.
v Switch sweep time/div ditetapkan pada posisi 1
mS/div.
v Menarik CAP dari probe dengan ujung
jari sampai connector positif terlihat dan menempelkannya pada
terminal CALΩ1V pp, maka pada layar akan keluar gambar isyaratnya.
7. Gas Analizer
Gas
analizer
Gas analizer adalah alat untuk mengukur kadar racun pada gas buang. Cara penggunaan alat ini cukup mudah yaitu dengan memasukkan stik / tongkat pendeteksi ke dalam lubang mufler ( knalpot). Tunggu beberapa menit, maka akan terbaca hasil dari gas pembuangan yang keluar. seperi kadar Oksigen, Karbon dioksida, karbon monoksida dan hidro karbon. Serta kita juga dapat mengetahui perbandingan bahan bakar dan udara yang sedang terjadi.
Dari hasil yang sudah terbaca, kita bisa langsung menjadikan data yang ada menjadi bentuk print out. Yang mana bisanya hasil print out inilah yang diberikan kepada pemilik mobil.
Gas analizer adalah alat untuk mengukur kadar racun pada gas buang. Cara penggunaan alat ini cukup mudah yaitu dengan memasukkan stik / tongkat pendeteksi ke dalam lubang mufler ( knalpot). Tunggu beberapa menit, maka akan terbaca hasil dari gas pembuangan yang keluar. seperi kadar Oksigen, Karbon dioksida, karbon monoksida dan hidro karbon. Serta kita juga dapat mengetahui perbandingan bahan bakar dan udara yang sedang terjadi.
Dari hasil yang sudah terbaca, kita bisa langsung menjadikan data yang ada menjadi bentuk print out. Yang mana bisanya hasil print out inilah yang diberikan kepada pemilik mobil.
8. Scan Tool / Scanner / Diagnostic Scan
Scan Tool adalah alat untuk mengetahui kondisi kerja mesin pada jenis mesin yang sudah menggunakan komputer ( EFI ). Jadi Scan Tool tidak bisa digunakan untuk mendeteksi kerja mesin pada mobil - mobil konvensional yang masih menggunakan karburator.
Scan Tool tergolong alat canggih yang memudahkan teknisi untuk mengetahui kerja dari setiap sensor, campuran bahan bakar dan banyak lagi. Selain itu, Scan Tool yang ada saat ini mempunyai kemampuan untuk mendeteksi lebih dari 10 merek mobil yang berbeda.
Cara penggunaanya yaitu dengan cara menyambungkan soket pada scanner ke soket OBD ( On Board Diagnostic Pada Mobil ). Setelah keduanya sudah terpasang, maka kita tinggal mengunggu system berjalan dan memilih jenis mobil yang sedang kita periksa.
Dari kecanggihan yang dimilikinya, maka wajar jika alat ini harganya sangat mahal bahkan hampir mencapai puluhan juta rupiah.
3. Kelebihan dan kekurangan alat ukur digital
Kelebihan
alat ukur digital:
- dapat mengurangi error pengukuran karena kesalahan pembacaan (skala, paralaks, kondisi mata).
- murah, mudah dioperasikan, praktis.
·
Alat-alat
ukur digital menunjukan kebesaran yang diukur dalam bentuk angka, sedangkan
alat ukur analog menacu pada sistem kerja mekanik.
·
Sistem
digital secara umum lebih mudah dirangcang
·
Penyimpanan
informasi lebih mudah
·
Ketepatan
dan ketelitian lebih besar
·
Untai
digital lebih kebal terhadap derau (noise)
·
Lebih
banyak untai digital dapat dkemas dalam keping IC
Kekurangan:
- perlu sumber eksternal yakni baterei untuk catu daya bagi komponen-komponen di dalam rangkaian digitalnya.
- pembacaannya kurang spesifik karena menggunakan angka biner,.
BAB III
KESIMPULAN
Alat ukur digital adalah alat ukur
yang menunjukan besaran yang diukur dalam bentuk angka. Dengan alat ukur
digital kesalahan pembacaan dihilangkan oleh penunjukan langsung dengan angka
dari besaran yang diukur, dan titik desimal ditunjukan pula secara langsung
untuk memudahkan pengukuran.
Adapun jenis-jenis alat ukur digital adalah:
·
Termometer digital
·
Multimeter digital
·
Voltmeter digital
·
Amperemeter digital
·
Neraca digital
·
Osiloskop
·
Gas analyzer
·
Scan tools
Alat ukur
digital juga mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagaimana dengan alat ukur
analog, aapun kelebihan dan kekurangannya sbb:
Kelebihan
·
Penyimpanan
informasi lebih mudah
·
Ketepatan
dan ketelitian lebih besar
·
Untai
digital lebih kebal terhadap derau (noise)
·
Lebih
banyak untai digital dapat dkemas dalam keping IC
Kekurangan
- perlu sumber eksternal yakni baterei untuk catu daya bagi komponen-komponen di dalam rangkaian digitalnya.
·
pembacaannya kurang spesifik karena
menggunakan angka biner,.
DAFTAR
PUSTAKA
Fathi M, Jenis-Jenis alat ukur digital,
(Online),
m=1), diakses pada 20 November 2013
Pengukuranrelektronika.com, Pengertian dan
Fungsi alat ukur digital, (Online),
25 November 2013
Wikipedia Indonesia, kelebihan dan kekurangan
alat ukur digital, (Online),
Wikipedia Indonesia, thermometerdigital,(Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Transistor_sambungan_dwikutub),
diakses pada 27 November 2013
Komentar
Posting Komentar